Food safety penting untuk melindungi kesehatan masyarakat. Penyakit bawaan makanan adalah salah satu penyebab utama penyakit di dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 600 juta orang di dunia sakit akibat penyakit bawaan makanan setiap tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 420.000 orang meninggal.
Hal ini dapat dijaga dengan menerapkan sistem manajemen keamanan pangan (food safety management system). Sistem manajemen keamanan pangan adalah seperangkat kebijakan, prosedur, dan praktik yang dirancang untuk memastikan keamanan pangan. Berikut ini artikel pembahasannya lengkap untuk Anda.
Apa itu Food Safety?
Keamanan pangan atau food safety adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah makanan dari kemungkinan adanya kandungan zat-zat berbahaya yang dapat merugikan kesehatan manusia. Zat-zat berbahaya tersebut dapat berupa bahan kimia, fisik, atau biologis.
Bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan manusia antara lain pestisida, logam berat, dan bahan pengawet. Bahan fisik yang dapat membahayakan kesehatan manusia antara lain pecahan kaca, duri ikan, dan tulang. Bahan biologis yang dapat membahayakan kesehatan manusia antara lain bakteri, virus, dan parasit.
Baca Juga: HSE Equipment: 3 Jenis, Manfaat & Cara Merawatnya
Tujuan food safety adalah untuk melindungi kesehatan konsumen dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh makanan. Keamanan pangan juga bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap keamanan produk makanan.
Apa itu Food Safety Management System?
Food Safety Management System (FSMS) adalah sistem yang dirancang untuk mengelola keamanan pangan di sepanjang rantai makanan, dari bahan baku hingga konsumsi. FSMS bertujuan untuk memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi aman dan tidak membahayakan kesehatan.
FSMS terdiri dari beberapa elemen, yaitu:
- Kebijakan keamanan pangan: Kebijakan keamanan pangan adalah pernyataan komitmen organisasi untuk menyediakan makanan yang aman.
- Prosedur operasional standar: Prosedur operasional standar adalah serangkaian instruksi tertulis yang menggambarkan bagaimana suatu tugas harus dilakukan untuk memastikan keamanan pangan.
- Program pelatihan: Program pelatihan adalah program yang dirancang untuk memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam rantai makanan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjaga keamanan pangan.
- Pemantauan dan pengendalian: Pemantauan dan pengendalian adalah proses yang digunakan untuk memastikan bahwa sistem keamanan pangan bekerja dengan efektif.
- Peningkatan berkelanjutan: Peningkatan berkelanjutan adalah proses yang digunakan untuk terus meningkatkan sistem keamanan pangan.
FSMS dapat diterapkan oleh semua pihak yang terlibat dalam rantai makanan, mulai dari produsen, distributor, hingga konsumen. Produsen yang menerapkan FSMS dengan baik akan memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan produsen yang tidak menerapkan FSMS.
Tujuan Food Safety (Keamanan Pangan)
Mencegah kontaminasi makanan atau minuman oleh zat asing – baik secara fisik, biologis, maupun kimiawi – merupakan tujuan utama dari keamanan pangan, untuk mengurangi kemungkinan orang jatuh sakit akibat bahaya makanan di lingkungan. Definisi kontaminasi fisik, kimia, dan biologis adalah sebagai berikut:
1. Kontaminasi fisik
Kontaminasi fisik adalah adanya benda asing dalam makanan atau minuman. Di antara benda-benda asing ini termasuk rambut, kuku, logam, plastik, kotoran, dan debu.
2. Pencemaran oleh makhluk hidup
Bahan kimia yang dihasilkan oleh makhluk hidup, seperti manusia, tikus, dan hama, yang masuk ke dalam makanan atau minuman disebut sebagai pencemaran biologis.
3. Pencemaran oleh bahan kimia
Obat-obatan hewan, insektisida, dan herbisida semuanya berkontribusi terhadap kontaminasi kimia. Penyebab lingkungan seperti polusi udara, tanah, dan air juga ada. Selain itu, terdapat kontaminasi silang yang terjadi selama pemrosesan makanan, migrasi dari kemasan makanan, dan penggunaan bahan kimia atau racun alami.
Manfaat Menerapkan Food Safety
Manfaat menerapkan food safety adalah sebagai berikut:
1. Menjaga kesehatan konsumen
Food safety dapat membantu melindungi kesehatan konsumen dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh makanan, seperti penyakit bawaan makanan (foodborne illness). Penyakit bawaan makanan dapat disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau bahan kimia.
2. Meningkatkan kepercayaan konsumen
Konsumen akan lebih percaya pada produk makanan yang aman untuk dikonsumsi. Hal ini dapat meningkatkan penjualan produk makanan dan meningkatkan keuntungan bagi produsen.
3. Meningkatkan daya saing produk makanan
Produsen yang menerapkan food safety dengan baik akan memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan produsen yang tidak menerapkan food safety. Hal ini karena produk makanan yang aman akan lebih diminati oleh konsumen.
4. Mencegah kerugian ekonomi
Penyakit bawaan makanan dapat menyebabkan kerugian ekonomi, baik bagi konsumen, produsen, maupun pemerintah. Bagi konsumen, kerugian ekonomi dapat berupa biaya pengobatan, kehilangan produktivitas, dan bahkan kematian.
Bagi produsen, kerugian ekonomi dapat berupa biaya ganti rugi, biaya recall produk, dan penurunan penjualan. Bagi pemerintah, kerugian ekonomi dapat berupa biaya perawatan pasien, biaya penegakan hukum, dan biaya kerugian reputasi.
Implementasi food safety yang baik akan memberikan manfaat yang signifikan bagi semua pihak yang terlibat dalam rantai makanan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Food Safety
Faktor-faktor yang mempengaruhi food safety adalah sebagai berikut:
1. Bahan baku
Bahan baku yang digunakan untuk membuat makanan harus berkualitas dan aman. Bahan baku yang berkualitas harus memenuhi standar mutu dan keamanan pangan yang telah ditetapkan. Bahan baku yang aman harus bebas dari kontaminasi bahan kimia, fisik, atau biologis.
2. Proses produksi
Proses produksi makanan harus dilakukan dengan cara yang higienis dan sesuai dengan standar. Proses produksi yang higienis akan mencegah kontaminasi makanan. Proses produksi yang sesuai dengan standar akan memastikan bahwa makanan yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi.
3. Penyimpanan
Makanan harus disimpan dengan cara yang benar agar tidak terkontaminasi. Makanan harus disimpan di tempat yang bersih, kering, dan terlindung dari kontaminasi. Makanan juga harus disimpan pada suhu yang tepat agar tidak terjadi pertumbuhan bakteri.
4. Penanganan
Makanan harus ditangani dengan cara yang higienis agar tidak terkontaminasi. Orang yang menangani makanan harus mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah menangani makanan. Peralatan yang digunakan untuk menangani makanan juga harus bersih.
5. Pendistribusian
Makanan harus didistribusikan dengan cara yang benar agar tidak terkontaminasi. Makanan harus didistribusikan dalam kondisi yang higienis dan pada suhu yang tepat.
6. Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah, seperti regulasi keamanan pangan, dapat berperan penting dalam menjaga food safety.
7. Kesadaran masyarakat
Kesadaran masyarakat tentang pentingnya food safety juga penting untuk menjaga food safety.
8. Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi, seperti teknologi pengolahan makanan dan teknologi kemasan makanan, dapat membantu meningkatkan food safety.
Standar ISO Seputar Food Safety
Standar ISO seputar food safety adalah standar yang diterbitkan oleh International Organization for Standardization (ISO). Standar ISO ini memberikan persyaratan untuk sistem manajemen keamanan pangan (FSMS).
Berikut adalah beberapa standar ISO seputar food safety:
- ISO 22000:2018 adalah standar sistem manajemen keamanan pangan yang paling umum digunakan. Standar ini berlaku untuk semua organisasi yang terlibat dalam rantai makanan, dari bahan baku hingga konsumsi.
- ISO 22005:2007 adalah standar untuk keterlacakan dalam rantai makanan dan pakan. Standar ini memberikan persyaratan untuk melacak makanan dan pakan dari bahan baku hingga konsumsi.
- ISO/TS 22002-1:2018 adalah standar untuk sistem manajemen keamanan pangan untuk sektor pertanian. Standar ini memberikan persyaratan untuk FSMS untuk organisasi yang terlibat dalam produksi dan pengolahan produk pertanian.
- ISO/TS 22002-2:2018 adalah standar untuk sistem manajemen keamanan pangan untuk sektor perikanan. Standar ini memberikan persyaratan untuk FSMS untuk organisasi yang terlibat dalam produksi dan pengolahan produk perikanan.
- ISO/TS 22002-3:2018 adalah standar untuk sistem manajemen keamanan pangan untuk sektor peternakan. Standar ini memberikan persyaratan untuk FSMS untuk organisasi yang terlibat dalam produksi dan pengolahan produk peternakan.
Selain standar ISO, ada juga standar lain yang berkaitan dengan food safety, seperti:
- Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) adalah pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan bahaya keamanan pangan.
- Codex Alimentarius adalah kode pangan internasional yang dikembangkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
- Regulasi keamanan pangan nasional adalah regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah untuk melindungi kesehatan konsumen.
Implementasi standar ISO seputar food safety dapat membantu organisasi untuk memastikan bahwa makanan yang mereka produksi, didistribusikan, atau jual aman untuk dikonsumsi. Sekian artikel kali ini semoga bermanfaat.